![]() | |
kpu.go.id |
Home
»
Politik dan Hukum
»
Prapemilu; Titik Tertinggi Kesejahteraan Masyarakat Kecil
Prapemilu; Titik Tertinggi Kesejahteraan Masyarakat Kecil
Written By Unknown on Jumat, 21 Februari 2014 | Jumat, Februari 21, 2014
Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan
rakyat dalam negara kesatuan RI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 (Pasal
1 ayat (1) UU No. 3 Tahun 1999 tentang Pemilu).
Tidak lama lagi Indonesia akan menjalankan pesta
demokrasi lima tahunan tersebut pada tanggal 9 April 2014. Rakyat akan memilih
wakilnya yang akan duduk di kursi DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten /
Kota. Selanjutnya bulan Juli pada tanggal yang sama rakyat akan menentukan
siapa yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan tertinggi di negara ini.
Seperti Pemilu sebelum-sebelumnya, ada banyak
calon legislatif (caleg) yang akan bertarung di Pemilu 2014 nanti. Ada 6.608
caleg yang akan memperebutkan 560 kursi di DPR. Di tingkat DPRD provinsi contohnya di Sumatera
Utara, ada 1.178 calon legislatif yang akan memperebutkan 100 kursi di DPRD SU.
Di Sumatera Selatan ada 863 caleg yang memperebutkan 75 kursi di DPRD Sumsel.
Begitu juga di tingkat DPD dan DPRD Kabupaten / Kota, ada banyak caleg yang
memperebutkan kursi yang umumnya bahkan tidak mencukupi 10 persen dari semua
pesaing. Tidak dipungkiri menjadi wakil rakyat itu merupakan suatu jabatan yang
menggiurkan karena dengan menduduki jabatan tersebut otomatis memiliki
kekuasaan untuk mengatur daerah yang diwakili, memiliki pendapatan yang bisa
besar, hingga menikmati berbagai fasilitas yang disediakan oleh negara.
Orang-orang pun berlomba menjadi legislatif walau peluang untuk menduduki salah
satu kursinya sangat kecil setelah melihat perbandingan peserta dan kursi yang
tersedia sangat jauh berbeda.
Para caleg tentu menyadari betapa ketatnya
persaingan untuk bisa duduk di kursi wakil rakyat. Mereka berusaha
habis-habisan untuk meraih simpati dari masyarakat konstituennya dengan harapan
agar masyarakat memberikan hak suara kepada caleg yang bersangkutan. Mulai dari
pendekatan melalui silaturahmi, mengunjungi tempat-tempat terpencil, menyampaikan
janji, memberi bantuan berupa barang, uang, pengobatan gratis dan banyak lagi
yang kesemuanya terbungkus dalam satu tujuan, yaitu untuk meluluhkan hati
masyarakat agar mau memilihnya pada Pemilu.
Coba bayangkan, jika setiap caleg berlomba
menarik hati masyarakat dengan melakukan aksi-aksi sosial dan aksi lainnya yang
diharapkan akan mempertegas kesungguhan mereka untuk mensejahterahkan rakyat
sesuai dengan janji masing-masing caleg, apa yang terjadi? Masyarakat akan mendapatkan
bantuan dari sana-sini; pembagian sembako gratis dimana-mana, yang tidak mampu
berobat akan dibiayai, kampung yang sudah puluhan tahun tidak terjangkau
kendaraan mulai dibangun aspal beton, petani mendapat bantuan pupuk gratis,
peternak mendapat bantuan bibit ikan gratis, perbaikan rumah ibadah dan gedung
sekolah dimana-mana, dan banyak lagi contoh lainnya. Semua itu adalah hal yang tidak
akan didapat setelah Pemilu berakhir!! Umumnya yang merasakan “anugerah” ini
adalah wong cilik. Ya, masyarakat kecil yang kurang mampu, yang terpinggirkan
dan yang sulit dijangkau oleh program-program pemerintah. Dengan demikian,
caleg memiliki “piutang” dari masyarakat dan itu dapat dibayarkan dengan
menusuk gambar wajahnya di TPS pada Pemilu nanti. Demikian juga halnya dengan
pemilukada dan pemilu presiden, tidak beda jauh kasusnya.
Calon wakil rakyat yang serius maupun tidak
serius akan janjinya tetap harus melakukan hal ini. Tidak mungkin masyarakat
memilihnya sedangkan dia sendiri tidak dikenal di kalangan masyarakat konstituennya.
Agar dikenal, tentu harus berlomba mencari simpati dengan cara-cara yang
disebutkan di atas tadi. Itu adalah satu-satunya cara untuk memenangkan
persaingan Pemilu di negara demokrasi dengan pemilihan secara langsung yang
masyarakatnya yang masih jauh dari kata sejahtera seperti di Indonesia. Oleh karena itu sebenarnya pemilu yang selama
ini disebut-sebut berhasil hanyalah sebatas pada tataran teknis. Pemilu dalam
tataran memilih wakil rakyat dan pemimpin yang memiliki kualitas dan kredibel
sama sekali belum terealisasi.
Masyarakat yang kurang mampu tentu menerima
setiap bantuan yang datang. Bersedia memilih caleg yang memberi bantuan kepada keluarganya
ataupun daerahnya. Pemilih yang cerdas memang bukanlah pemilih yang pragmatis
dan materialistis, juga bukan yang memiliki orientasi pemikiran jangka pendek.
Namun banyaknya caleg-caleg sebelumnya yang hanya mengumbar janji dan banyaknya
kepentingan politik dan golongan yang menunggangi calon wakil rakyat, membuat
sebagian besar rakyat menjadi jengah dan bersikap apatis dan pesimistis
terhadap pemilu. Lebih baik menerima bantuan yang bersifat sementara. Toh jika
sudah menduduki kursi wakil rakyat, janji-janji mereka juga bukannya
direalisasikan.
Jadi, kesejahteraan masyarakat Indonesia
sebenarnya bukanlah sebuah retorika deliberatif yang selama ini diumbar oleh
pemerintah. Masyarakat Indonesia sebenarnya sudah sejahtera. Ini buktinya
masyarakat kecil bisa sejahtera, walau hanya sementara. Itupun sekali dalam
lima tahun, yaitu pada saat prapemilu. Pada masa mendekati pemilu lah rakyat Indonesia
merasa diperhatikan. Pada saat itulah titik tertinggi kesejahteraan didapatkan
oleh rakyat kecil. Setelah pemilu? Jangan harap “mereka-mereka itu” datang dan
berbuat hal yang sama lagi. Tapi itu tidaklah terlalu buruk. Walau
kesejahteraan datang lima tahun sekali, itu lebih baik daripada tidak pernah
samasekali!!
Related Articles
Terima kasih telah membaca artikel dari blog saya . Silahkan like, tweet, share atau klik google plus jika Anda menyukainya. Tidak dilarang jika Anda mengutip ataupun mengcopy sebagian atau seluruhnya isi postingan di blog ini, namun tolong cantumkan link sumbernya.
1 Komentar Blogger
Assalamualaikum wrb,saya Rahman saputrah, niat saya hanya ingin berbagi kebaikan khusus kepada orang yang mengalami kesusahan,percaya tidak percaya semua kembali pada pembaca postingan saya, awalnya saya seorang pengusaha yang bisa dibilang sukses, tapi banyak yang tidak suka kalau saya sukses,dan akhirnya bisnis saya bangkrut dan saya sempat jadi Pengangguran kurang lebih 1tahun saya punya anak 3 dan masih kecil2,saya sempat putus asa dan tidak tau mau berbuat apa, tapi setiap saya melihat anak saya, Saya merasa kasian, dan kemarin tampa disengaja ada Teman saya memberi saran dia menyarangkan saya untuk menghubungi Mbah jonoseuh, beliau memberikan bantuan Pesugihan, awalnya sih saya ragu tapi mau nggak mau saya beranikan diri mencoba bantuan dari Mbah jonoseuh. syukur Alhamdulillah dengan bantuan pesugihan beliau saya sekarang sukses kembali dan saya bisa biayai sekolah anak saya sampai selesai,terimah kasih Mbah berkat Mbah saya bisa sukses kembali,ini pengalaman pribadi saya khusus bagi teman2 yang sempat baca dan punya masalah silahkan hub Mbah jonoseuh di nomor 082344445588 dan pasti beliau bisa meringankan semuah permasalahan yang anda hadapi untuk saat ini, Dan terimah kasih kepada yang punya room ini karna saya sempat berbagi pengalaman dan mudah2han bisa membantu,
BalasHapus